Pembabatan Hutan penyebab Pemanasan
Hutan seperti spon busa kasur, jika ada hujan tudung daun bagian atas sebagai payung, laju hujan tertahan pada bagian atas kemudian secara perlahan menetes kebagian bawah pohon yang lebih rendah, air secara bertahap melalui cabang-cabang tumbuhan sulur sebagai penyalur air sampai ke bawah. Pada permukaan tanah banyak tumpukan daun yang mampu menyerap air dalam jumlah banyak, air akan diserap oleh bagian humus dedaunan.
Kandungan air yang berlebih akan diserap oleh tanah. Dalam kurun waktu musim hujan pertumbuhan akar dan tumbuhan sekaligus mempercepat penyerapan air untuk pertumbuhannya. Air yang tertahan atau terpampang di hutan lebat volumenya sangat tinggi seperti Spon busa yang mampu menyerap dan menyimpan air, sebagai cadangan dimusim kemarau.
Taru atau pohon yang besar di daerah-daerah memiliki cerita mitos apa fakta, bahwa pohon besar identik dengan keramat. Tradisi penghormatan pohon kayu besar tidak keliru, karena konsep keseimbangan ekosisten tumbuhan merupakan dasar yang berfungsi sebagai penghasil oksigen dan makanan. Pohon memiliki arti penting bagi habitat beberapa hewan yang hidupnya bersimbiosis.
Keputusan untuk menebang pohon besar di beberapa tradisi di Indonesia, prosesinya sangat alot memerlukan persetujuan adat setempat dan ritual yang agak rumit. Kearifan lokal ini merupan nilai luhur yang patut dijaga dan dilestarikan. Penebamgan pohon yang besar harus dipikirkan kembali (Re think) sebelum mengambil keputusan.
Pohon besar yang dianggap keramat tidaklah berlebihan, secara ilmiah merupakan fakta bukan mitos. Penebangan pohon akan menggangu rantai ekosistem yang sudah terbentuk. Pohon penjaga iklim mikro atau makro, penahan tanah, cadangan kelembaban dan air.
Pemangkasan untuk menjaga dari bahaya angin dimusim hujan perlu dilakukan. Pemangkasan juga bertujuan pohon tidak bertambah besar pada postur pohon ideal diperlukan. Pembiaran pertumbuhan juga dapat membahayakan karna tumbuh liar dan keindahannya akan berkurang.
Pohon yang terlalu besar dan tinggi, jika berbuah sangat sulit untuk dipanen. Kebun modern seperti apel, lenkeng, cengkeh, pohonya tidak boleh lebih dari 2 - 4 meter.
Penebangan sampai kepanggkal harus dipertimbangkan dengan baik, apalagi pada daerah miring. Akar pohon akan melapuk di dalam tanah yang volumenya setara dengan cabang pohon diatas tanah. Akar yang lapuk akan membentuk rongga, jika ada air saat hujan, posisi tanah akan mencari keseimbangan serta dapat bergeser atau terjadi longsor.
Tetua jaman dulu dengan bijak melarang penebangan pohon karna dianggap keramat. Secara fakta ilmiah keramat yang dimaksud agar generasi muda selalu menjaga tradisi yang wariskan turun temurun. Daerah hulu sering disebut Alas wayah atau keramat yang harus dijaga bagi kesadaran planet ini.
Bambu salah satu pilihan untuk konservasi hutan dan tanah, sangat bagus untuk menahan tanah karena akar serabut membentuk ikatan seperti jaring. Bambu mampu menampung air 500 Liter per rumpun sebanyak 20 batang bambu. Pohon bambu jika ditebang sampai pangkal, akan tumbuh lagi dengan tunas baru. Pohon bambu relatif sulit untuk dimusnahkan jika sudah membentuk rumpun yang besar. Lereng yang terjal sebaiknya pada bagian sudut dasar ditanami batang bambu.
Pesan Bambu Klik Sini
Bambu Tutul, Bambu Bali, Tabah, Tali
Bambu Ungu, Kuning, Jakarta
Bambu buluh, lidi, gelepunh
Bambu gading, hijau ampel
Bambu Gesing, geles
Komentar
Posting Komentar